uwie
Pendahuluan

Dunia kini tengah bermuram durja, paska diterpa gelombang tsunami finansial dahsyat. Para pemimpin dunia diliputi kecemasan. Seluruh Kepala Negara di benua Amerika, Eropa, Asia dan Afrika dilanda keresahan hebat, menyusul terjadinya krisis finansial AS yang dengan cepat bertransformasi menjadi krisis global. Krisis ini adalah tragedi terburuk sejak Great Depression 1929. Setelah kejatuhan pasar saham pada Oktober 1929, AS membutuhkan waktu lebih dari tiga tahun lebih untuk memulihkan perekonomian yang turun sepertiga outputnya dengan 25% tenaga kerja menjadi pengangguran.

Krisis keuangan yang berawal dari krisis subprime mortgages itu telah meruntuhkan sejumlah lembaga keuangan AS. Pemain-pemain utama Wall Street berguguran, termasuk Lehman Brothers dan Washington Mutual, dua bank terbesar di AS. Para investor mulai kehilangan kepercayaan, sehingga harga-harga saham di bursa-bursa utama dunia pun rontok.

Pembahasan

Contoh kasus :
Pada kasus ini, dimisalkan A adalah masyarakat yang memiliki uang lebih (surplus) dan B adalah masyarakat yang membutuhkan uang (minus). Dan Bank Siti merupakan bank yang menjadi perantara antara A dan B (masyarakat surplus dan minus).

Karena A memiliki kelebihan uang, maka A harus mencari alternatif agar kelebihan uang tersebut dapat dialokasikan semaksimal mungkin. Alternatif yang dimaksud adalah salah satu lembaga keuangan yaitu bank. Dan Bank Siti lah yang dipercayai oleh A untuk menyimpan uangnya, dengan harapan dapat memperoleh bunga (bunga bank).

Sedangkan bagi B bank Siti merupakan alternatif  mereka didalam mencari pinjaman uang. Dalam hal ini Bank Siti membebankan bunga (bunga pinjaman) kepada B. Biasanya bunga pinjaman lebih besar dibandingkan dengan bunga bank, dan selisih nya disebut dengan Interest Spread (keuntungan Bank).

Pihak A dapat langsung meminjamkan uang kepada pihak B, dan sebaliknya pihak B juga dapat langsung meminjam uang ke pihak A dengan konsekuensi bunga pinjaman bagi pihak B dan resiko bagi pihak A lebih besar. Dan BEI menjadi fasilitator untuk kedua pihak.

Untuk Bank Siti sendiri, misalkan B meminjam uang sebesar 20jt. Dalam kasus ini pihak B memiliki tanggungan kepada Bank Siti sebesar 20jt, tetapi Bank Siti tidak sepenuhnya menanggung semua resiko B (sebesar 20jt) melainkan hanya mampu 2,5jt. Bank Siti kemudian mengajak pihak lain untuk sama-sama menanggung sisa resiko B. Pihak tersebut adalah Asuransi XYZ, dengan membayar premi sebagai tanda keanggotaan asuransi.

Asuransi XYZ pun sama seperti Bank Siti, yang tidak mau sepenuhnya menanggung resiko dan hanya mau menanggung sebesar 4,5jt. Akhirnya Asuransi XYZ mengajak Asuransi KLM untuk bekerja sama menanggung sisa resiko dan peristiwa ini dinamakan reasuransi. Sisa tanggungan adalah 13jt, namun Asuransi KLM hanya berani menanggung sebesar 8jt.

Karena masih ada sisa resiko yang harus ditanggung yaitu sebesar 5jt, maka Asuransi KLM mengajak kembali Asuransi DEF yang disebut dengan retroressi dimana asuransi ini berada di luar negeri. Seluruh sisa tanggungan pun yaitu sebesar 5jt dapat di tanggung oleh Asuransi DEF.

Demi kelancaran serta penambah pendapatan usaha nya, Asuransi DEF membuat perusahaan baru yaitu PT. ZKY. Selain PT ZKY memperoleh pendapatan dari hasil produknya, PT ini juga mendapatkan pendapatan lain berupa deviden yaitu dengan saham di BEI. Selain deviden PT ZKY juga memperoleh capital gaindan diskonto dari surat hutang.

Disamping itu, PT ZKY mempunyai sebuah perusahaan khusus untuk memantau keadaan saham di BEI. Perusahaan khusus itu adalah CLBK.

Kembali pada Bank Siti yang juga ingin menambah jumlah nasabah agar pendapatannya juga meningkat, yaitu bergabung dengan perusahaan TD. Dimana peran TD adalah mencari nasabah sebanyak mungkin. Agar TD lebih maksimal dalam mendapatkan nasabah, maka TD mengajak IN FOP untuk bekerja sama. IN FOP itu sendiri bertugas untuk membuat kartu kredit dengan asumsi nasabah agar tertarik dengan adanya kepraktisan tersebut.

Disisi lain IN FOP adalah anak perusahaan dari PT ZKY. Yang artinya IN FOP dikuasai dan diatur oleh PT ZKY.

Kesimpulan

Berdasarkan fakta dan realita yang terjadi saat ini, dapat dikatakan bahwa krisis finansial Amerika saat ini, jauh lebih parah daripada krisis Asia di tahun 1997-1998 yang lalu. Dampak krisis saat ini demikian terasa mengenaskan keuangan global. Lagi pula, sewaktu krismon Asia, setidaknya ada ‘surga aman’ atau ‘safe heaven’ bagi para investor global, yaitu di Amerika Serikat, Eropa dan Jepang. Tetapi kini, semua pasar modal rontok. Semua investor panik.

Karena itu, seluruh pengamat ekonomi dunia sepakat bahwa Guncangan ekonomi akibat badai keuangan yang melanda Amerika merupakan guncangan yang terparah setelah Great Depresion pada tahun 1930. Bahkan IMF menilai guncangan sektor finansial kali ini merupakan yang terparah sejak era 1930-an dan terlihat bahwa dunia tidak pernah sepi dari krisis yang sangat membayakan kehidupan ekonomi umat manusia di muka bumi ini.

0 Responses

Posting Komentar