uwie
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Unit Pengamatan
Dalam menyusun penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada PT. Unilever Indonesia di Jakarta. Perusahaan ini bergerak dalam bidang konsumtif, dimana perusahaan memproduksi berbagai produ k konsumsi. Masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah mengenai pengaruh Promosi terhadap Brand Image. Objek penelitian ini diajukan oleh penulis yang mempunyai pendapat bahwa kegiatan promosi yang dilakukan suatu perusahaan berpengaruh terhadap brand image dari suatu produk yang dimiliki perusahaan.
Pada penelitian ini yang akan dijadikan sebagai objek adalah 10 ibu rumah tangga di daerah Pondok Bambu rt 01/04, Jakarta-Timur. Alasan penulis menjadikan 10 ibu rumah tangga di daerah Pondok Bambu rt 01/04, Jakarta-Timur sebagai objek penelitian adalah karena mereka merupakan konsumen yang paling potensial diantara ibu rumah tangga yang lainnya, terutama melihat gaya pergaulan ibu rumah tangga di daerah Pondok Bambu rt 01/04, Jakarta-Timur sekarang.
3.1.2 Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Unilever adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha memproduksi barang-barang kebutuhan pokok yang snagat dibutuhkan konsumen sehari-hari. PT. Unilever berpusat di London dan Rotterdam. Cabang-cabang Unilever banyak tersebar diseluruh dunia dan beroperasi di 75 negara termasuk Indonesia. Di Indonesia PT. Unilever berkantor di Jakarta didirikan pada tahun 1933 pada saat itu milik negara Belanda pada tahun tersebut PT. Unilever hanya terdiri dari pabrik sabun dan pabrik margarin, setelah tahun 1942 baru berdiri pabrik kosmetika di Surabaya tepatnya di Jalan Ngagel. Pada tahun 1967 dikeluarkan CV. PMA No.1/1967 dan pada tahun 1980 PT. Unilever merupakan perusahaan gabungan atau Join Venture dengan struktur modal sebagai berikut: penanaman modal asing 85% dan dari masyarakat Indonesia 15%. Pada tahun 1983 pabrik kosmetika (Elidagibbs) dipindah kejalan Rungkut Industri Surabaya.
3.1.3 Produk Yang Dihasilkan Perusahaan
Secara garis besar produk Perusahaan Unilever dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok produk, yaitu :
·        Produk Detergen 
Ø Rinso, Powder, Omo, Super Busa
Ø Lux, Lifebuoy, Brisk
Ø Vim Powder, Vim Liquid, Sunlight Liquid
·        Produk Makanan
Ø Blueband, Delfia
Ø Royco, Minyak Samin
·        Produk Kosmetik
Ø Pepsodent, Signal, Mentadent, Closeup
Ø Brisk, Sunsilk, Conditioner, Clear, Demention
Ø Rexona, Vinolia TS, Vinolia SC, AMD/Serimpi, Citra, Impulse
Perusahaan mengambil kebijakan bahwa didalam setiap produk line terdiri dari beberapa jenis merek, ukuran, isi dan warna. Hal ini dilakukan perusahaan, agar dapat mencapai berbagai tingkatan konsumen dan bagi kepuasan konsumen sendiri akan memiliki banyak alternative dalam memilih produk sesuai dengan selera dan daya belinya.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
3.2.1 Metode yang digunakan
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif  bertujuan membuat pencandraan (deskripsi) secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dan metode verifikatif bertujuan untuk mengecek kebenaran hasil penelitian yang dilakukan terdahulu atau sebelumnya.
3.2.2 Variabel
Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu variabel x dan variabel y. di dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas /independent adalah promosi dan variabel tidak bebas/dependent adalah brand image.
3.2.3 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
·        Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari :
1.        Data Primer
Yaitu data yang diperoleh langsung dari objek terkait yaitu
a.     Sejarah singkat perusahaan
b.     Kuesioner
2.        Data Sekunder
Yaitu data yang diperoleh dari library research dengan mempelajari literatur-literatur dari buku-buku perpustakaan, catatan-catatan kuliah, dan dari referensi-referensi yang berhubungan dengan PROMOSI.
·        Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah
1.     Studi Kepustakaan (Library Research)
Merupakan penelitian secara teoritis guna memproleh data sekunder yang dilakukan untuk mendapatkan teori yang diperlukan sebagai landasan bagi penyusunan jurnal ini.
2.     Teknik kuesioner
Kuesioner yang berisikan seputar pertanyaan mengenai pasta gigi Pepsodent yang dibagikan kepada 10 ibu rumah tangga untuk diisi dan dijawab sesuai dengan pendapat masing-masing ibu rumah tangga terhadap promosi dan brand image yang ada dibenak konsumen (para ibu rumah tangga).
3.2.4 Teknik Penarikan Sampel 
Teknik penarikan sample yang digunakan adalah non probability sampling, yaitu dimana menurut Purwadi (2000:137) dikatakan bahwa teknik ini memberikan kebebasan kepada peneliti untuk menentukan anggota populasi yang masuk kedalam sample.
3.2.5 Rancangan Analisis dan Hipotesis
·        Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis
Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan 2 macam metode analisis data yaitu :
1.     Analisis Kualitatif
Yaitu data yang tidak berbentuk angka, lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar,foto).
2.     Analisis Kuantitatif
Yaitu suatu analisis data dengan menggunakan rumus-rumus statiska berupa metode Chi Square dan Uji Skala Linkert.
3.2.6 Rancangan Analisis Data (Validitas dan Reabilitas)
·        Validitas
Menggunakan rumus teknik korelasi “Product Moment”
  • ·        Reabilitas
             Menggunakan teknik dari Cronbach Alpha

 
Rumus varians yang digunakan
       Dimana :
n        = jumlah responden
X       = nilai skor yang dipilih

3.2.7 Uji Korelasi dan Skala Linkert
·        Koefisien Korelasi (r/R)
Adalah koefisien yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel X dan Y.
Menggunakan korelasi Rank Spearman
 
Dimana :
          rs       : koefisien korelasi Rank Spearman
              : jumlah kuadrat dari selisih ranking antara dua variabel
          n        : banyaknya data (jumlah sampel/responden)
Apabila dalam penelitian ditemukan dua subjek atau lebih yang mempunyai nilai yang sama, maka rumus yang digunakan



Dengan ketentuan :
Dimana Tx dan ty berturut-turut adalah banyaknya nilai pengamatan x dan banyaknya nilai pengamatan y yang berangka sama untuk suatu peringkat.

Dimana :
t        : banyaknya observasi yang mempunyai angka sama pada suatu rangking tertentu. Nilai rs ini dapat bervariasi antara -1 sampai +1.
Dengan ketentuan rs sebagai berikut :
rs = 0 atau mendekati 0
maka hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan sama sekali.
rs = +1 atau mendekati +1
maka hubungan antar kedua variabel dikatakan sangat kuat dan searah, artinya kenaikan atau penurunan nilai X akan terjadi bersamaan dengan kenaikan atau penurunan nilai Y.
rs = -1 atau mendekati -1
maka hubungan antara kedua variabel dikatakan sangat kuat dan berlawanan arah, artinya kenaikan nilai X akan terjadi bersama-sama dengan penurunan nilai Y atau sebaliknya.


Batas-batas nilai korelasi


 
  • ·        Koefisien Determinasi
             Koefisien Determinasi (R²) bertujuan mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.
Keterangan :
Kd     : Koefisien Determinasi
r        : Nilai Koefisien Korelasi

·        Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan penulis sebelumnya, dimana hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak.


keterangan ;
n        : jumlah data
r        : koefisien korelasi
langkah-langkah uji hipotesis :
Ho     :  ≤ 0 ; menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara Promosi dengan Brand Image
Ha     :  > 0 ; menunjukkan terdapat pengaruh antara Promosi dengan Brand Image

Kriteria keputusan :
Ø Jika t hitung > t table, maka Ho ditolak dan Ha diterima
Ø Jika t hitung < t table, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Ø Taraf signifikan (µ) = 5%
Ø Derajat bebas (db) = n-2

·        Uji Skala Linkert
Adalah pengujian yang dirancang untuk memungkinkan pelanggan menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir yang menguraikan tingkat pengaruh promosi terhadap brand image.
Untuk keperluan analisis ini, penulis mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari kuesioner dengan cara memberikan bobot penilaian dari setiap pernyataan berdasarkan Skala Likert diantaranya sebagai berikut :
1.     Jawaban sangat setuju, skor 5
2.     Jawaban setuju, skor 4
3.     Jawaban kurang setuju, skor 3
4.     Jawaban tidak setuju, skor 2
5.     Jawaban sangat tidak setuju, skor 1
Skala tersebut diatas, penulis lakukan untuk pertanyaan kuesioner yang bersifat positif sehingga tidak ada pertanyaan yang bersifat negatif (jebakan).







.


uwie
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Dasar
2.1.1 Pengertian Manajemen
Menurut Hasibuan (2001:1) Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Menurut Manullang (2001:1) Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan, dan pengawasan sumber daya, terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan bersama terlebih dahulu. Kesimpulan dari pengertian manajemen (Andre Julianto:2006) adalah :
• Adanya suatu tujuan yang hendak dicapai yang sebelumnya telah ditetapkan terlebih dahulu, sebelum melakukan suatu aktivitas atau kegiatan.
• Merupakan salah satu faktor untuk menentukan dalam pencapaian tujuan suatu kegiatan.
• Sebagai alat yang memudahkan individu, organisasi, dan masyarakat dalam mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
2.1.2 Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler 1997 : 8). Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan – kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Dharmmesta dan Irawan, 2001:5).

2.1.3 Pengertian Promosi
Menurut Kotler (2000:145) Promosi adalah komunikasi dari para pemasar yang menginformasikan, membujuk dan mengingatkan calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respons. Menurut Tjiptono (1999:221) Promosi adalah bentuk aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan atau mengingtkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan bersangkutan.
Kesimpulan dari uraian pengertian diatas adalah Promosi adalah bersangkutan dengan metode komunikasi yang ditujukan kepada pasar yang menjadi target tentang produk yang tepat yang dijual pada tempat yang tepat dengan harga yang tepat. Promosi mencakup penjualan oleh perseorangan, penjualan massal dan promosi penjualan.

2.1.3.1 Tujuan Promosi
Tujuan dasar dilaksanakannya promosi adalah untuk mempengaruhi konsumen supaya membeli produk yang dihasilkan penjual. Suatu promosi yang dilaksanakan tanpa mempunyai tujuan sama saja dengan melaksanakan pekerjaan yang sia- sia. Tujuan promosi merupakan dasar dalam membuat keseluruhan program promosi yang akan dijalankan oleh perusahaan dalam rangka mencapai apa yang diinginkannya, kemudian akan menyusul langkah-langkah selanjutnya. Sebenarnya setiap perusahaan yang memiliki program promosi bila dilihat secara nyata bahwa tujuan daripada promosi masing-masing sering tidak sama rata sama lainnya. Akan tetapi pada umumnya suatu promosi mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut :
1. Penampakkan
Salah satu tujuan penting dari promosi adalah promosi tersebut harus dapat menyampaikan pasan pads sejumlah calon pembeli yang dituju atau yang ditargetkan, dengan demikian perusahaan harus memilih yang dapat dicapai ke pembeli yang dituju tersebut. Dalam rangka penampakkan ini perlu diperhatikan langkah lengkah sebagai berikut :
􀂙 Menentukan calon pembeli yang dituju atau yang di targetkan.
􀂙 Menentukan jumlah calon pembeli yang dituju.
􀂙 Memilih media yang paling sesuai untuk dapat mencapai calon pembeli tersebut.
2. Perhatian
Cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian calon pembeli misalnya memberikan sponsor untuk suatu acara tertentu, penggunaan orang yang sudah popular di mata masyarakat dalam reklamenya, menonjolkan apa yang lebih menjadi keistimewaan produknya yang tidak terdapat pada produk lainnya, dan lain sebagainya.
3. Pemahaman
Tujuan promosi lainnya dari promosi ialah pemahaman yang dicapai pada waktu calon pembeli menginterpretasikan pesan yang sampai kepadanya. Calon pembeli sering kali tidak dapat memahami promosi yang tidak direncanakan dengan baik atau yang dapat menarik perhatian, kadang-kadang perubahan dari media yang digunakan dapat menyebabkan pesan yang disampaikan menjadi tidak jelas sehingga dalam merubah penggunaan media kita juga harus melibat apakah perlu diadakan perubahan pesan.
4. Perubahan Sikap
Setelah promosi dapat dipahami oleh calon pembeli, maka perusahaan mengharapkan suatu tanggapan dari calon pembeli terhadap promosi tersebut. Setiap perusaan harus menyesuaikan promosinya dengan produk yang dihasilkannya untuk dapat merubah sikap calon pembeli yang ditujunya, misalnya perubahan agar pembeli mengalihkan pembeliannya dari produk perusahaan lain ke produk yang dihasilkan oleh perusahaannya.
5. Tindakan :
Sesuai dengan tujuan akhir promosi adalah untuk meningkatkan hasil perusahaan melalui peningkatan hasil penjualan, maka tujuan promosi yang paling penting adalah untuk dapat menimbulkan tindakan dari calon pembeli yang ditujunya, karena hal ini menandakan berhasil atau tidaknya suatu promosi.

2.1.3.2 Bentuk-bentuk promosi
• Publik presentation (penunjukkan umum), yaitu ditujukan kepada masyarakat umum, oleh karena itu thema dan cara penyajiannya harus mempunyai sifat- sifat standard yang dapat dimengerti oleh masyarakat umum secara keseluruhan dengan menggunakan motif pembelian dengan demikian masyarakat dapat mengerti maksud advertensi tersebut.
• Pervesiveness/penembusen, yaitu dapat dilaksanakan beberapakali sehingga dapat meresap kepada konsumen, serta dapat dibedakan dari advertensi yang dilakukan oleh perusahaan lain.
• Amplified expressiveness (menyebar luaskan yang mengandung pengertian banyak) , yaitu dapat memberikan kesan yang kemudian disebarluaskan oleh pendengar, misalnya advertensi melalui radio oleh karena sering didengar maka akan dapat menimbulkan kesan bagi pendengar, yang kemudian disebarkannya ke pendangar yang lain.
• Impersonality (tidak bersifat seseorang) , yaitu tidak bersifat pribadi atau ditujukan kepada umum, kelemahannya ialah kurang dapat menimbulkan adanya transaksi penjualan.

2.1.3.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Promosi
Perusahaan harus dapat menentukan bagaimana kombinasi dari advertensi, penjual perorangan, promosi penjualan dan publisitas yang paling tepat bagi perusahaannya, meskipun hal ini merupakan suatu pekerjaan yang sulit karena, tidak diketahuinya secara pasti sampai sejauh mana advertensi dan alat promosi lsinnya dapat membantu mencapai tingkat yang diharapkan tapi kita harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi promosi. Menurut Drs. Basu Swastha D.H. dan Drs. Ira wan MBA faktor-faktor yang mempengaruhi efektif tidaknya promosi antara lain adalah :
(1) Besarnya dana yang dipasarkan untuk promosi
(2) Sifat pasar.
(3) Jenis produk yang dipasarkan
(4) Tahap-tabap dalam siklus kehidupan barang.

2.1.3.4 Brand Image
Berikut adalah beberapa pengertian dari Brand Image :
Menurut Kertajaya (1999:456) Brand Image adalah sekumpulan asosiasi yang terbentuk dalam benak konsumen.
Menurut Kotler (2003:206) The set of beliefs about a brand make up the brand image.
Menurut Temporal (2001:51) Brand Image is how the brand is seen.
Brand Image sangat penting untuk strategi pemasaran dalam sejumlah cara yaitu :
• Image dapat dibuat sebagai tujuan dalam strategi pemasaran
• Image dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing dengan merek lain dari produk yang sejenis
• Brand Image juga dapat membantu membaharui penjualan suatu merek
• Brand Image dapat digunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari strategi pemasaran
• Brand Image dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar usaha strategi pemasaran

2.1.3.5 Pengaruh Promosi Terhadap Brand Image
Keputusan nama merek dan keputusan strategi yang akan digunakan harus dipertimbangkan dengan matang karena semua pertimbangan tersebut pada akhirnya akan mengarah pada citra merek (Brand Image) dari suatu produk yang juga akan berdampak pada perusahaan. Hal ini berdasarkan pada pertimbangan atau menyeleksi dengan membandingkan perbedaan yang terdapat pada beberapa merek, sehingga merek yang penawarannya sesuai dengan kebutuhan akan terpilih.
Oleh karena itu, penilaian baik atau buruknya brand image sangat ditentukan oleh kegiatan promosi yang dilakukan perusahaan, semakin optimal kegiatan promosi yang dilakukan maka semakin baik brand image akan terbentuk, dan begitu pula sebaliknya. Dengan semakin seringnya kegiatan promosi dilakukan oleh perusahaan, maka brand image dari suatu produk akan lebih diingat dan menempel dibenak konsumen, sehingga brand image dari produk tersebut akan terbentuk.

2.2 Penelitian Sejenis
Penelitian sejenis dilakukan oleh peneliti lain yang memiliki kesamaan pada pokok masalah atau variabel, yaitu
Manfaat Promosi Dalam Usaha Untuk Meningkatkan Produksi Pada Asuransi Jasa Indonesia Cabang Medan (Friska:2004) menyimpulkan bahwa "Koefisien korelasi (r) dapat dianggap sebagai pengukuran yang berguna tentang hubungan enters x dan y bila trend dari titik titik kordinat dalam diagram pancar membentuk suatu garis linier. Bila trens r yang mendeketi O berarti tidak terdapat hubungan antara x dan y. Dalam hal sedemikian itu, x dan y dapat dianggap sebagai veriabel- variabel independend. Bila r mendekati l; atau -1, y sebetulnya berhubungan erat dengan x". Meskipun nilai konstanta a dan koefisien regressi b telah diperoleh tetpi ini bukanlah nilai yang sebenarnya, karena dalam nilai masing-masing komponen tersebut masih terdapat kesalahan beku/standard error (Se), dimana kesalahan dari konstanta a sebagai perkiraan dari A disebut Sa dan kesalahan baku dari koefisien regressi b sebagai perkiraan dari b disebut Sb. Dimana r2 = Coeficient determination yang menggambarkan secara persentase besarnya pengaruh promosi atau variabel x terhadap produksi premi atau variabel y. sedangkan 1 - r2 = Coefficient of non determination yang menggambarkan pengaruh peningkatan produksi premi yang bukan disebabkan oleh karena peranan promosi, tetapi disebabkan faktor-faktor lain. Maka dapatlah dikatakan bahwa korelasi/hubungan antara variabal X dan variabal y adalah kuat dan positip. Jadi dengan demikian berarti bahwa produksi premi PT. Asuransi Jasa Indonesia akan terjadi seirama dengan aktifitas promosi yang dijalankan, dimana dengan terjadinya kenaikan pada aktifitas promosi maka kenaikan pada produksi premi juga akan terjadi. Untuk pengujian hipotesis tentang koefisien Breast tersebut akan digunakan distribusi (t -test) dimana derajad kebebasannya (degrre of freedom) adalah sebesar n-2, sedangkan interval keyakinan ( level of significant) adalah sebesar 95%.
Pengaruh Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Yamaha Mio (Asih Purwanto:2008) menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil uji validitas instrument dari keempat variabel yaitu kualitas produk, promosi, desain dan keputusan pembelian seperti pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari seluruh butir semuanya valid, karena nilai r hitung (korelasi) lebih besar dari r tabel. Setelah dilakukan uji validitas dan diperoleh butir pernyataan yang valid, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Keputusan untuk mengetahui bahwa instrument adalah reliable jika nilai r Alpha > 0,6. Dari hasil uji reliabilitas instrument menunjukkan bahwa keempat variabel yaitu kualitas produk, promosi, desain dan keputusan pembelian adalah reliabel karena nilai r Alpha > 0,6. semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0.1 (10%), artinya tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki VIF kurang dari 10 (<10). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan.
Analisis Pengaruh Daya Tarik Promosi Terhadap Minat Beli (Ndaru Kusuma Dewa:2009) Hasil penelitian dengan menggunakan data empiris menunjukkan bahwa daya tarik promosi yang diukur dengan sebelas indikator yang meliputi isi materi iklan yang jelas, isi materi iklan yang lengkap, iklan mudah mendapat perhatian, iklan mudah dipahami, adanya referensi informasi tambahan pada iklan, pemakaian ikon Xcvii artis sebagai bintang iklan, jingle StarOne mudah diingat, gaya iklan yang atraktif, bahasa iklan yang provokatif, iklan yang membuat penasaran, dan lirik yang mengena terbukti memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

2.3 Hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal terkait sebelumnya diatas hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Diduga promosi berpengaruh signifikan terhadap PT Unilever Indonesia Tbk sebagai produsen pasta gigi Pepsodent.
• Diduga Brand Image mempunyai pengaruh terhadap tingkat penerimaan Pepsodent di kalangan 10 ibu rumah tangga di daerah Pondok Bambu rt 01/04, Jakarta Timur.
• Diduga promosi mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Brand Image dikalangan 10 ibu rumah tangga di daerah Pondok Bambu rt 01/04, Jakarta Timur.
Ho : Menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara Promosi dengan Brand Image.
Ha : Menunjukkan terdapat pengaruh antara Promosi dengan Brand Image.


uwie
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya saat ini, teknologi telekomunikasi dan informasi tidak hanya menjadi instrumen peningkatan efektifitas dan efisiensi bisnis, tetapi juga telah menjadi area bisnis yang menggiurkan, yang banyak diperebutkan pelaku usaha karena potensi luar biasa yang dikandungnya (Iqbal:2002). Oleh karena itu, mau tidak mau produsen mengembangkan berbagai macam cara dalam memenuhi tuntutan dan kepuasan konsumen.
Antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya memiliki cara yang berbeda didalam memasarkan produknya. Untuk menarik konsumen, perusahaan tidak hanya menawarkan produk yang memiliki kualitas atau harga yang bersaing tetapi produk tersebut juga harus memiliki komunikasi baik terhadap konsumen. Maksudnya perusahaan harus melakukan berbagai upaya didalam mempromosikan produknya sehingga konsumen merasa tertarik dan akhirnya tujuan perusaan dapat tercapai. Adapun tujuan umum dari perusahaan yaitu memperoleh laba dan mengembangkan usaha serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
Menurut salah satu riview jurnal (Friska:2004) melakukan studi tentang Manfaat Promosi Dalam Usaha Untuk Meningkatkan Produksi Pada Asuransi Jasa Indonesian Cabang Medan, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan pada aktifitas promosi menyebabkan kenaikan pada aktifitas produksi premi.
Misalkan, pada kelangsungan hidup perusahaan Unilever yang terus bertahan dan sekaligus merupakan obyek dari penelitian. Selain keragaman dan kualitas produk, PT Unilever Indonesia Tbk juga terus melakukan promosi guna mempertahankan produk yang dihasilkan. Salah satunya adalah produk “ Pasta Gigi Pepsodent “.
Pasta gigi adalah salah satu produk yang merupakan hasil dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada saat ini. Terutama pasta gigi pepsodent yang dapat memenuhi kebutuhan serta memuaskan konsumen dalam menjaga kebersihan, kekuatan, dan kesehatan gigi. Tentunya dengan keragaman rasa, ukuran dan harga dari pasta gigi pepsodent.
Perusahaan-perusahaan dengan produk serupa berupaya menarik dan mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya guna memperoleh pangsa pasar (market share) yang sebesar-besarnya sehingga produk tersebut menjadi leader atau pemimpin pasar diantara produk-produk pesaing lainnya.
Dalam hal demikian, Brand Image (citra merek) menjadi salah satu pertimbangan utama saat memasarkan suatu produk. (Andre Julianto:2006) Pentingnya keberadaan suatu merek dikarenakan merek dapat mencerminkan identitas dari suatu produk dan memberikan dampak tertentu terhadap perusahaan.
Setiap perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin dalam menjaga dan mempertahankan keunggulan dari Brand Image produk mereka. Karena mereka sadar bahwa sebagian besar dari konsumen menganggap Brand Image sebagai prestise yang dibutuhkan dalam mengkonsumsi suatu produk.
Pasta Gigi Pepsodent dapat dikatakan cukup populer dan telah lama dikenal sebagai pasta gigi keluarga. Karena, hampir seluruh masyarakat indonesia pernah menggunakannya. Bahkan sebagian besar masyarakat menganggap pasta gigi pepsodent sebagai salah satu bagian dari mereka.
Salah satu contoh promosi yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk selain melalui media iklan adalah melalui acara-acara perlombaan, misalnya pada acara “Senyum Pepsodent” yang dilakukan pada tanggal 25 Juli- 30 November 2007. Acara ini digelar sebagai bentuk komitmen untuk dapat terus mewujudkan senyum Indonesia, Pepsodent melalui Gerakan Nasional ‘Senyum Indonesia Senyum Pepsodent’ ini, ingin mengajak masyarakat untuk lebih menyadari pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut secara mandiri dan partisipasi aktif individu sebagai kader kesehatan di bidang kesehatan gigi dan mulut untuk menciptakan perubahan mulai dari lingkungan terkecil, keluarga, sekolah dan seterusnya.
Hal tersebut diatas menunjukkan bahwa pasta gigi Pepsodent telah berusaha untuk menarik minat konsumen dalam menggunakan pasta gigi Pepsodent, dengan mengundang konsumen untuk terjun langsung dalam suatu acara yang digelar Pepsodent. Sehingga metode promosi Word by Mouth (promosi dari mulut ke mulut) menjadi strategi promosi yang paling efektif.
Kejadian diatas menjadi daya tarik bagi penulis, untuk meneliti tentang “ Pengaruh Promosi Terhadap Brand Image Pasta Gigi Pepsodent “ ( studi kasus pada 10 ibu rumah tangga di daerah Pondok Bambu rt 01/04, Jakarta-Timur ) yang juga diambil sebagai judul dari JURNAL.

1.2 Rumusan Masalah
Sejalan dengan kuatnya persaingan dalam dunia dagang, maka peran promosi menjadi sangat penting. Karena dengan promosi, konsumen mendapatkan informasi mengenai keberadaan serta keunggulan dari suatu perusahaan. Sehingga memudahkan konsumen didalam mengambil keputusan terhadap suatu produk.
Uraian diatas, menjadi latar belakang PT Unilever Indonesia Tbk didalam melakukan promosi Pasta Gigi Pepsodent. Dalam hal ini perusahaan perlu mengidentifikasi :
1. Bagaimana pengaruh promosi yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk sebagai produsen pasta gigi Pepsodent.
2. Bagaimana tingkat penerimaan Brand Image Pepsodent di kalangan 10 ibu rumah tangga di daerah Pondok Bambu rt 01/04, Jakarta Timur.
3. Berapa besar pengaruh promosi Pepsodent terhadap Brand Image dikalangan 10 ibu rumah tangga di daerah Pondok Bambu rt 01/04, Jakarta Timur.

1.3 Tujuan Penelitian
Maksud dari diadakannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi. Serta bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh promosi yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk sebagai produsen pasta gigi Pepsodent.
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat penerimaan Brand Image Pepsodent di kalangan 10 ibu rumah tangga di daerah Pondok Bambu rt 01/04, Jakarta Timur.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh promosi Pepsodent terhadap Brand Image dikalangan 10 ibu rumah tangga di daerah Pondok Bambu rt 01/04, Jakarta Timur.

1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada :
1. Perusahaan
Khususnya bagi pihak manajemen perusahaan, dapat menyumbangkan alternatif pemikiran kepada perusahaan didalam memecahkan masalah serta menyempurnakan kekurangan perusahaan.
2. Masyarakat
Terutama bagi civitas perguruan tinggi, diharapkan agar penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan sebagai tambahan referensi untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan masalah sejenis.
3. Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis, serta sebagai perbandingan antara teori yang diperoleh saat perkuliahan dengan praktek di lapangan.

1.5 Kerangka Pemikiran
Dalam pengembangan strategi pemasaran untuk produk – produk individual, penjual harus memikirkan merek (Brand) untuk produknya. Karena merek (Brand) merupakan langkah awal didalam menguasai pasar. (Andre Julianto:2006) Para pemasar mengatakan bahwa pemberian merek adalah seni dan landasan dari pemasaran.
Menurut Kotler (2000) mendefinisikan bahwa “bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran“. Sedangkan Jerome Mc-Carthy dalam Fandy Tjiptono (2004) merumuskan bauran pemasaran menjadi 4 P (Product, Price, Promotion dan Place). Dari keempat alat bauran pemasaran tersebut product (produk) lah yang paling mendasar. Pengertian produk (Danfar,2009) adalah bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk disini bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan potensial untuk.memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. Produk merupakan semua yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh dan digunakan atau dikonsumsi untuk dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan yang berupa fisik, jasa, orang, organisasi dan ide.
Setelah itu Promotion (promosi). Pengertian promosi menurut Menurut Basu Swastha DM dan Irawan dalam Angipora (1999), promosi merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan dari suatu prodak atau jasa. Kemudian pengertian Brand adalah salah salah satu bagian terpenting dari suatu produk. Merek dapat menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik itu produk yang berupa barang maupun jasa.
Jadi, merek dapat mengidentifikasikan penjual dan pembuat. Pengaruh Brand Image menjadi sangat penting bagi sebuah perusahaan, karena melalui Brand Image mereka dapat memposisikan perusahaan mereka serta dapat mempertahankan konsumen. Pengertian Brand Image menurut (Keller:2003) :
1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.
2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Kombinasi yang baik dari elemen–elemen yang mendukung (seperti yang telah dijelaskan sebelumnya) dapat menciptakan brand image yang kuat bagi konsumen.
Dari uraian diatas, maka dapat kita tarik benang merah yang menjadi kaitan atau hubungan antara promosi dengan Brand Image. Yaitu promosi sebagai media yang digunakan dalam memperkenalkan produk, dan didalam kegiatan promosi terdapat merek yang menjadi pembeda antar produk. Sebab, yang ditawarkan produk diantaranya adalah merek itu sendiri, yang kemudian produk tersebut dikonsumsi dan meninggalkan kesan terhadap konsumen. Sehingga memberikan penilaian dan citra terhadap suatu merek.

1.6 Judul Jurnal
Dari uraian dan informasi diatas maka terfikirlah judul dari jurnal ini yaitu “ Pengaruh Promosi Terhadap Brand Image Pasta Gigi Pepsodent “ ( studi kasus pada 10 ibu rumah tangga di daerah Pondok Bambu rt 01/04, Jakarta-Timur )
uwie
Tema : PROMOSI
Masalah : menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli prepaid StarOne khususnya terhadap daya tarik promosi.
Judul : Analisis Pengaruh Daya Tarik Promosi Terhadap Minat Beli (Studi Kasus StarOne di Area Jakarta Pusat)
Penulis : Ndaru Kusuma Dewa
Tahun : 2009

Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya saat ini, teknologi telekomunikasi dan informasi tidak hanya menjadi instrumen peningkatan efektifitas dan efisiensi bisnis, tetapi juga telah menjadi area bisnis yang menggiurkan, yang banyak diperebutkan pelaku usaha karena potensi luar biasa yang dikandungnya. dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa promosi, pengelolaan pengetahuan konsumen dan keunggulan produk baru mampu meningkatkan kesuksesan produk baru dan juga meningkatkan kinerja pemasaran. Secara spesifik produk yang dianalisa adalah StarOne yang
merupakan produk dengan lisensi telephone tetap tanpa kabel (fix wireless) dengan teknologi CDMA dari PT Indosat. Pada perkembangannya teknologi mobile phone dibagi menjadi 2 jenis, yaitu penerapan teknologi GSM (Global System Mobile) dan CDMA (Code Division Multiple Access). Teknologi GSM menguasai sebagian besar pengguna mobile telephone di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya (dengan market share 88%). Sedangkan CDMA hanya memiliki market share 12% Dan dengan adanya persaingan produk CDMA yang semakin ketat karena sekarang mulai bermunculan perusahaan telekomunikasi baru di Indonesia dan dengan memunculkan produk yang beraneka ragam dengan teknologi yang sama seperti Ceria dari PT Sampoerna Telecom dan Smart dari Smart Telecom. Maka masalah yang timbul tersebut bisa menjadikan suatu peringatan mengenai eksistensi produk StarOne.

Tujuan penelitian
Tujuan penelitian dari tesis ini adalah menganalisis pengaruh kualitas produk, daya tarik promosi dan harga terhadap minat beli produk prepaid StarOne, terutama di area Jakarta Pusat.

Metodologi
• Jenis dan Sumber Data: Data yang dikumpulkan untuk penelitian yang akan dilakukan adalah data primer dengan menggunakan kuesioner yang diperoleh dari hasil penyebaran pertanyaan yang berkaitan mengenai kualitas produk, daya tarik promosi, harga dan minat beli dan beberapa data sekunder dari data penjualan dari perusahaan Indosat.
• Populasi dan Sampel: Populasi dari penelitian ini adalah mereka (baik laki-laki atau perempuan) yang menggunakan produk StarOne prepaid yang berada di area Jakarta Pusat ketika melakukan pengisian kuesioner. Kriteria sampel pada tesis ini adalah Pengguna StarOne Prepaid, pendidikan minimal SMP atau sederajat, berusia 15-60 tahun dan berdomisili dan bekerja pada area Jakarta Pusat.
• Metode Pengumpulan Data : Membagikan kuesioner dan melakukan wawancara via telpon kepada responden di Jakarta Pusat.
• Teknik Analisis Data: Analisis Deskriptif, Analisis Regresi (Uji Validasi dan Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik, Uji Multikolineritas, Uji Heteroskedastisitas), Pengujian Hipotesis (Uji t), Koefisien Determinasi (Uji F).

Hasil Penelitian
Responden penelitian yang menggunakan produk StarOne prepaid mayoritas berjenis kelamin pria (70.5%) sedangkan sisanya adalah responden wanita (29.5%) dengan mayoritas pendidikan adalah D3 (41.8%). pengguna produk prepaid starone adalah mayoritas pegawai swasta dan nomor dua adalah Pelajar. Berdasarkan hasil analisis terhadap pertanyaan terbuka juga diketahui beberapa tanggapan dari responden terhadap kualitas produk StarOner prepaid, yaitu suara yang bergema ketika dihubungi dari nomor rumah, suara sering tidak jelas pada saat berbicara, sering tidak bisa memanggil ke operator lain dan sering terputus saat online, dan untuk melakukan panggilan ke sesama sering susah. Berdasarkan hasil analisis terhadap pertanyaan terbuka diketahui beberapa tanggapan responden mengenai daya tarik promosi StarOner prepaid, yaitu bahwa promosi yang dilakukan untuk produk StarOne prepaid dirasa oleh responden masih kurang gencar dibandingkan produk Indosat lainnya, promosi untuk produk StarOner prepaid kurang atraktif, tidak mudah diingat karena kurang norak, materi iklan biasa-biasa saja. Dan jika dilihat dari jawaban pertanyaan terbuka dan tertutup maka responden menginginkan harga yang lebih murah sedangkan dari saat ini harga yang ditawarkan yang sudah ditawarkan oleh Starone seharusnya sudah cukup murah, maka perlu ada nya riset mengenai keinginan responden ini. Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai unidimensionalitas atau apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasi sebuah konstruk atau variabel. diketahui bahwa nilai signifikansi r hitung pada masing-masing indikator adalah < 0.05, sehingga dapat disimpulkanbahwa data yang digunakan dalam penelitian ini valid.

Kesimpulan
• Hasil penelitian dengan menggunakan data empiris menunjukkan bahwa kualitas produk yang diukur dengan delapan indikator yang meliputi suara pengirim dan penerimaan yang jelas, sambungan ketika melakukan panggilan lancar, akses internet yang lancar, jangkauan area yang luas, kualitas sinyal yang bagus, keberhasilan melakukan panggilan ke seluruh operator di Indonesia, kemudaha transfer pulsa, dan kemudahan pengisian ulang voucher memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.
• Hasil penelitian dengan menggunakan data empiris menunjukkan bahwa daya tarik promosi yang diukur dengan sebelas indikator yang meliputi isi materi iklan yang jelas, isi materi iklan yang lengkap, iklan mudah mendapat perhatian, iklan mudah dipahami, adanya referensi informasi tambahan pada iklan, pemakaian ikon Xcvii artis sebagai bintang iklan, jingle StarOne mudah diingat, gaya iklan yang atraktif, bahasa iklan yang provokatif, iklan yang membuat penasaran, dan lirik yang mengena terbukti memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.
• Hasil penelitian dengan menggunakan data empiris menunjukkan bahwa harga yang diukur dengan tujuh indikator yang meliputi harga perdana yang murah, harga voucher yang terjangkau, tarif telepon yang murah, tarif internet yang murah, tarif fasilitas tambahan (SMS, fax, converence call) yang murah, harga bundling perdana StarOne dan HP Motorola yang terjangkau, dan variasi pilihan pembelian pulsa yang beragam (sistem paket atau satuan) terbukti memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

Saran
 Perusahaan harus lebih menggencarkan kembali produk StarOne ini agar volume penjualan pada produk ini terus mengalami peningkatan.
 Variabel harga, promosi dan kualitas produk harus menjadi pusat perhatian perusahaan agar produk StarOne dapat bertahan dan bersaing.
 Perusahaan juga harus memberikan bonus lain yang lebih memikat para pengguna agar keuntungan yang didapat semakin besar.
uwie
Tema : PROMOSI
Masalah : Sejauh mana promosi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sepeda motor Yamaha Mio pada masyarakat di wilayah Surakarta.
Judul : PENGARUH PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KENDARAAN BERMOTOR YAMAHA MIO (Wilayah Surakarta)
Penulis : Asih Purwanto
Tahun : 2008
Latar Belakang Masalah
Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Produsen perlu memahami perilaku konsumen terhadap produk atau merek yang ada di pasar, selanjutnya perlu dilakukan berbagai cara untuk membuat konsumen tertarik terhadap produk yang dihasilkan. Meskipun di pasar banyak beredar produk-produk yang sejenis terutama produk pesaing, semuanya itu akan tergantung dari ekuitas konsumen terhadap merek. Artinya jika konsumen telah memahami benar tentang merek yang diyakininya, maka kepribadian merek dibenak konsumen akan semakin kuat. Preferensi akan membentuk sikap konsumen terhadap suatu obyek yang pada gilirannya sikap ini seringkali secara langsung akan mempengaruhi apakah konsumen akan membeli suatu produk atau tidak. Niat untuk melakukan pembelian dapat terbentuk dari sikap konsumen terhadap bauran pemasaran diantaranya melalui promosi. Kegiatan promosi sepeda motor Yamaha mio diantaranya dapat dilakukan melalui periklanan, pemberian hadiah, potongan harga, dan personal selling. Sejalan dengan hal diatas keputusan konsumen dalam pembelian sepeda motor Yamaha mio dapat dipengaruhi oleh stimuli atau rangsangan pemasaran seperti kualitas produk, promosi melalui iklan yang menarik, diskon, hadiah. Selain itu desain turut mempengaruhi keputusan pembelian. Umumnya konsumen menginginkan desain yang inovatif dari waktu ke waktu.
Tujuan penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produksi, promosi, dan desain terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor Yahama Mio pada masyarakat wilayah Surakarta baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
2. Untuk mengetahui faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor Yamaha Mio pada masyarakat wilayah Surakarta
Metodologi
SUMBER DATA : Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden dan data sekunder dari BPS tentang data penduduk kota Surakarta.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL : Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Quota Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang dapat dilakukan sewaktu – waktu sampai jumlah sampel (quota) yang diinginkan terpenuhi.
UJI INSTRUMEN PENELITIAN : Uji validitas menggunakan analisis korelasi pearson, keputusan
mengetahui valid tidaknya butir instrumen dan Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus alpha cronbach,
TEKNIK ANALISIS DATA : Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Asumsi Klasik (Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas), Uji Statistik (Uji t, Uji F)
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil uji validitas instrument dari keempat variabel yaitu kualitas produk, promosi, desain dan keputusan pembelian seperti pada tabel diatas menunjukkan bahwa dari seluruh butir semuanya valid, karena nilai r hitung (korelasi) lebih besar dari r tabel. Setelah dilakukan uji validitas dan diperoleh butir pernyataan yang valid, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Keputusan untuk mengetahui bahwa instrument adalah reliable jika nilai r Alpha > 0,6. Dari hasil uji reliabilitas instrument menunjukkan bahwa keempat variabel yaitu kualitas produk, promosi, desain dan keputusan pembelian adalah reliabel karena nilai r Alpha > 0,6. semua variabel independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0.1 (10%), artinya tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95%. Hasil perhitungan juga menunjukkan bahwa semua variabel bebas memiliki VIF kurang dari 10 (<10). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinearitas dalam model regresi yang digunakan. Tidak ada gangguan heteroskedastisitas yang terjadi dalam proses estimasi parameter model penduga, dimana tidak ada nilai t hitung yang signifikan atau p>0.05. Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam penelitian ini.
Dari hasil analisis regresi diperoleh persamaan regresi Y = 7,552 + 0,368 X1** + 0,060 X2 + 0,163 X3* + e
t = 4,173 t = 0,740 t = 1,814; ** = signifikan pada 5% ; * = signifikan pada 10%
Dari hasil analisis regresi diketahui bahwa nilai koefisien regresi kualitas produk (β1) = 0,368 nilai koefisien regresi promosi (β2) = 0,060 dan nilai koefisien regresi desain (β3) = 0,163. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, artinya jika kualitas produk semakin tinggi akan mempengaruhi tingginya keputusan pembelian. Hal ini didukung oleh koefisien regresi kualitas produk sebesar 0,368 serta uji signifikansi parsial (uji t) yang menghasilkan nilai t hitung sebesar 4,713.
Kesimpulan
1. Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Hal ini didukung oleh :
a. Koefisien regresi kualitas produk (X1) sebesar 0,368
b. Uji t yang menyatakan t hitung (4,713) > t tabel (1,976) berarti pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian adalah signifikan.
2. Promosi berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini didukung oleh :
a. Koefisien regresi promosi (X2) sebesar 0,060
b. Uji t yang menyatakan t hitung (0,740) < t tabel (1,976) berarti pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian adalah tidak signifikan. 3. Desain berpengaruh tidak signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini didukung oleh : a. Koefisien regresi desain (X3) sebesar 0,163 b. Uji t yang menyatakan t hitung (1,814) < t tabel (1,976) berarti pengaruh desain terhadap keputusan pembelian adalah tidak signifikan. 4. Kualitas produk, promosi, desain secara bersama – sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini didukung oleh : a. Koefisien determinasi R2 sebesar 0,255 berarti variasi variabel keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variasi variabel kualitas produk, promosi dan desain sebesar 25,5% sedangkan sisanya sebesar 74,5% dijelaskan oleh variabel lain diluar model regresi. b. Uji F yang menyatakan F hitung (16,677) > F tabel (2,667) berarti pengaruh kualitas produk, promosi dan desain secara bersama – sama terhadap keputusan pembelian adalah signifikan.
5. Kualitas produk mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian. Hal ini didukung oleh koefisien regresi kualitas produk (0,368) paling besar dibandingkan dengan koefisien regresi promosi (0,060) dan koefisien regresi desain (0,163).

Saran
1. Mengingat persaingan dalam bisnis sepeda motor jenis Outomatic semakinketat bagi perusahaan disarankan untuk meningkatkan kualitas produk dengan melakukan inovasi terus menerus serta memenuhi keinginan konsumen yang selalu berubah.
2. Untuk meningkatkan keputusan pembelian, disarankan kegiatan promosi yang berupa pemberian diskon, pemberian hadiah langsung dan garansi harus tetap dilakukan terus agar minat konsumen semakin tinggi dan tertarik untuk membeli.
3. Untuk meningkatkan keputusan pembelian, disarankan bagi pihak perusahaan untuk selalu berinovasi menciptakan desain yang inovatif terutama model warna dan striping.